Sabtu, Desember 18, 2010

Nonton Biasa Seharga Lebih dari Gocap (18 Des 2010 / 12 Muharram 1432 H)

Aslm wr. wb.

Yang kali inni gua mau ceritain adalah kisah gw sewaktu gua masih imut2nya di SMA. Ya, gw emang siswa termuda di angkatan gw, ditunjang dengan wajah babby face, kayaknya ga berlebihan klo gw sering disebut sebut (ama diri sendiri) sebagai The Rising Star (narsis dikit).

Klo ga salah waktu itu gw kelas 2 SMA atau berumur 16 tahun (muda kan?). Ko jadi ngebahas umur siii?
Pada saat itu ngebooming novelis asal Belitong yang meluncurkan novel inspiratifnya yang berjudul "Laskar Pelangi" dan ga lama kemudian novel tersebut difilmkan.Sebenernya klo dilihat dari sisi genre, tuh film biasa ja dan bahkan hadir hampir di setiap bioskop, tapi entah kenapa tuh film sukses merogoh dompet gw total sekitar 50ribu ditambah harga diri akhirnya bisa kuraih kembali.
Bukan, bukan karena filmnya ko, ini murni karena kejeniusan gw.

Sebagai pemuda yang haus akan cerita perjuangan, gw ma temen2 sekelas gw sebut saja namanya Johan dan Latief berniat untuk nonton tuh film. Seperti biasa kami bertiga janjian ngumpul di rumah Latief dan seperti biasa Johan ngaret. Tapi alhamdulillah sekarang udah berkurang, Thanks Jo, kau ternyata peduli.
Sampe di rumah Latief, dengan muka melas, kedua teman gw peraih aktor terbaik versi WBA tersebut mencoba merayu gw.
"Bror, motor di rumah gw dipake, bertiga ja ya?" Johan merayu dengan senyuman klise yang khas
"Ah, gila, kga. Udah berapa kali neh motor gw buat bertiga, yang ada bukan sampe bioskop, tapi bengkel" gw berusaha menolak
"Yaelah, terakhir deh, ayo dong, ga da pilihan." Latief nambahin
"Ok deh, terakhir ya?" gw nyerah
"asek, gitu dong."
Lagi2 gw kalah jumlah. gini neh klo bertiga, satu orang terdesak. Tapi gapapa, mereka tetep yang terbaik deh.

Singkat cerita, kta smpai di bioskop, jumlah duit yang harus gw bayar 15ribu. Selesai nonton kami ke masjid musyawarah untuk nunggu maghrib sambil nunggu buka puasa karena kebetulan waktu itu bulan Ramadhan. Kami beruntung, disana da buka bareng yang lumayan mewah, ayam goreng beserta nasi berhasil menjadi berkah saat itu. Setelah itu, kami shalat maghrib. Selesai shalat maghrib, kami bergegas pulang. Tapi yang gw temukan adalah, SENDAL GW ILANG. Ini neh yang merusak citra masjid. Na'dzubillah min dzalik. Padahal tuh sendal baru pemberian nyokap yang harganya lumayan. Bukannya apa2, tapi jarang gw punya yang kaya begitu, karena gw biasanya make sendal multifungsi yang murah selain bisa jadi alas kaki, sendal multifungsi itu juga didesain flat, ringan, dan cukup kuat untuk bisa ngejatohin mangga dan nabok kucing garong. Walhasil, gw harus nyeker sambil naek motor di cuaca yang cerah.

Gw cuma takut diomelin ortu, terlebih lagi sampai mengecewakan mereka karena gw ga berhasil mengemban amanah seringan itu. Tapi tumben ga seperti yang gw bayangkan, mereka lebih kalem. Padahal gw udah bersiap untuk mengantisipasi peralatan dapur yang berterbangan dengan sweater gw (lebay). Merka cuma nasehatin supaya ga diulang.

Gw ceritain ke mereka klo filmnya bagus. Dan mungkin itu salah satu kesalahan besar gua. Kami sekeluarga pun berangkat nonton tuh film di bioskop yang sedikit lebih murah yang hanya 10ribu.
Singkat cerita, film selesai. Kami ke tempat parkir bersama. Karena resmi, jadi gw harus menunjukkan tiket parkir sebelum keluar. Tapi pa yang terjadi, TIKET PARKIR GW ILANG. Gw harus membayar 10ribu supaya bisa keluar. Itulah yang gw sebut dengan kesalahan besar. Kali ini kayaknya gw ga bisa terhindar dari peralatan dapur nyokap (ga lah). Gw kembali dinasehatin dengan kata2 yang hampir sama, pokoknya udah kaya nyetel satu lagu yang diulang-ulang yang bikin ampir hafal.

Dengan itu, dapat gw simpulkan bahwa total uang yang diserap tuh film sejumlah 15ribu + Sendal Bagus + 10ribu + 10ribu = lebih dari gocap. Dan yang perlu digris bawahi juga, itu hanya untuk film non-action, lebih2 3D. Tapi gw harus bener2 ngambil nilai positif dari film itu supaya ga rugi2 amat.

Demikianlah kisah gw semasa remaja (sekarang juga masih si). Cerita ini gw ga jamin keasliannya karena bisa saja tertukar dengan kisah gw yang laen, tapi intinya emang tentang jumlah uang yang keluar dari penjara dompet gw yang sumpek untuk sebuah judul film. Karena proses editing yang ketat juga, cerita ini udah sengaja dibuat2 tanpa mengurangi inti cerita. Dan buat orang2 yang terlibat gw mohon maaf dan terima kasih telah memaafkan gw.

Wslm wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar